Minggu, 06 November 2011

Otak-atik OTAK



Allah selalu menantang manusia untuk mengamati, menganalisa dan belajar terhadapa alam sekitar. Tuhan menyebutnya sebagai ayat ayat Allah, pertanda akan keberadaan-Nya.
disanping Dia bersifat transenden, yang tak terlampui, Dia juga bersifat imanen, Dzat yang dapat ditemukan (bersembunyi di balik ciptaan-Nya.
maka Allah menantang dan merangsang manusia untuk selalu mengoptimalkan otaknya untuk berfikir dan merenung secara kreatif.
"afala ta'qilun, apakah kau tak menggunakan akalmu..?"
"afala tatafakkarun, apakah kau tidak berfikir.."
maka adalah sebuah kdhaliman yg sangat apabila kita tidak mengoptimalkan otak kita, membiarkannya membeku, jumud dan mati.... padahal otak semakin digunakan akan semakin bagus, cemerlang dan kreatif...
selamat berpikir...

Nasehat Bijak Einstein tentang Hidup Sukses

Tak perlu bersiap-siap mengernyitkan kening, kita hanya akan membahas ringan tentang filosofi hidup singkat Einstein. Tidak ada Fisika, nuklir, atau hal-hal jenius. Hanya small things tapi sering terlupakan, padahal berpengaruh besar terhadap kehidupan kita.

Apa saja nasehat bijak Einstein? yuk kita lihat.

1. Buntuti Terus Rasa Ingin Tahu Anda

“Saya bukan memiliki bakat khusus. Hanya selalu menikmati rasa ingin tahu saja.”

Membaca kutipan Einstein di atas membuat saya bertanya-tanya Seperti apa rasa ingin tahu itu? Saya selalu bertanya-tanya mengapa ada orang sukses, sementara banyak lainnya gagal; karena itu saya menghabiskan banyak waktu membaca banyak bahan. Mencari tahu koneksi berbagai hal terhadap kata ‘sukses’.

Mengejar jawaban rasa ingin tahu Anda adalah kunci rahasia kesukesan.


2. Tekun itu Tak Ternilai.

“Saya bukannya pintar, boleh dikatakan hanya bertahan lebih lama menghadapi masalah.”

Bayangkan seekor kura-kura di tengah rimba gunung, sementara dia ingin menuju pantai. Atau, apakah Anda setekun tunas mangga terus-menerus bertumbuh, berkembang sehingga akhirnya berbuah?

Ada ungkapan bagus popular di kalangan pegawai pos, ‘selembar prangko menjadi bernilai hanya karena ketika dia menempel pada surat hingga mengantarnya sampai ke tujuan’.

Jadilah seperti prangko, selesaikan apa yang sudah Anda mulai.
3. Fokus pada saat ini.

“Seorang pria yang bisa menyetir dengan aman sementara mencium gadis cantik, sebenarnya tidak memberi penghargaan yang layak untuk ciumannya itu.”

Einstein kok ngomongin tentang ciuman ya? Ah, itu kan hanya istilah saja, Tapi saya ingin cerita tentang kejadian ketika saya menjaga kebun duren di kebun. Begitu banyak kera seperti menunggu saya lengah dan menyikat durian ranum di atas pohon. Ayah saya bilang, saya tak akan bisa menembak dua kera sekaligus. Pengertian saya atas kata-kata beliau adalah, ‘saya bisa melakukan banyak hal, tapi bukan semua hal sekaligus’. Belajar untuk ‘berada di sini, saat ini’; berikan perhatian kepada apa yang sedang Anda kerjakan.

Energi terfokus adalah sumber kekuatan. Itulah perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan.
4. Imaginasi adalah kekuatan.

“Imaginasi adalah segalanya. Imaginasi adalah penarik masa depan. Imaginasi lebih penting daripada pengetahuan”

Ungkapan Einstein ini sangat terkenal. Apakah Anda berimajinasi setiap hari? Imaginasi lebih penting dari pengetahuan! Imaginasi memainkan satu babak awal dalam pentas hidup masa depan Anda. Lagi, kata Einstein, “Tanda kejeneniusan sesungguhnya bukanlah pengetahuan melainkan imaginasi.”

Sekali lagi, apakah Anda sudah melatih otot-otot imaginasi Anda setiap hari? Jangan biarkan otot-otot itu menjadi kurus dan sakit-sakitan. Hidup tanpa imajinasi seperti mengikuti aliran sungai, pasrah mengikuti apapun kemauan dan ke mana arahnya. Tak memiliki kuasa atas apapun terhadap pilihan pun keinginan. Menyedihkan.

5. Buat Kesalahan.

“Seseorang yang tidak pernah membuat kesalahan sebenarnya tak pernah mencoba sesuatu yang baru.”

Einstein tak pernah takut dengan kesalahan. Tak perlu alergi dengan kesalahan. Catat baik-baik, KESALAHAN bukan KEGAGALAN. Dua hal tadi berbeda. Kesalahan-kesalahan dapat membantu Anda menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih cerdas–jika Anda menggunakannya dengan tepat tentunya.

Carilah sesuatu berbau baru–something new–dari kesalahan Anda. Seperti sudah dibilang sebelumnya, jika ingin sukses, belajar lebih banyak dari kesalahan Anda.
6. Hidup pada saat ini.

“Saya tak pernah memikirkan masa depan–itu akan datang sesaat lagi.”

Satu-satunya jalan agar hidup Anda baik dimasa depan adalah hidup dengan baik pada saat sekarang. Ah, lagi-lagi nasehat bijak untuk menyikapi waktu dengan tepat oleh pakar fisika quantum Einstein.

Sangat tak mungkin mengubah kemarin karena sudah terjadi. Anda bisa lakukan sekarang adalah mengubah cara pandang Anda SAAT INI tentang kemarin agar menjadi lebih baik. Anda juga tidak bisa mengubah besok menjadi lebih baik, kecuali jika Anda melakukan yang terbaik pada saat ini.

Masalahnya hanya tentang waktu, dan waktu tidak pernah ke mana-mana kok
7. Hargai diri Anda.

“Berusahalah dengan keras bukan untuk menjadi sukses, tapi untuk menjadi lebih berharga.”

Tak perlu lah banting tulang untuk menjadi lebih sukes. Luangkan waktu Anda untuk menaikkan nilai diri Anda. Jika Anda memang bernilai, sukses akan datang menghampiri Anda. Apakah Einstein bekerja lebih keras untuk sukses? Saya pikir dia hanya terus menerus berinvestasi untuk meningkatkan nilai dirinya. Sukses datang sendiri kepadanya.

Kenali bakat dan berkah karunia-Nya kepada Anda. Belajarlah mengasah mereka menjadi lebih tajam, gunakan untuk memberi manfaat sebanyak-banyaknyak kepada orang lain.
Bekerjalah untuk menjadi bernilai, sukses akan mengejar Anda. Apakah berlian harganya sama dengan kerikil? Anda punya jawabannya Keduanya mengalami tekanan berbeda sehingga membedakan nilainya.
8. Jangan mengharapkan Hasil Berbeda.

“Kegilaan: adalah melakukan sesuatu dengan cara sama berulang-ulang dan mengaharapkan hasil berbeda.”

Nasehat bijak Enstein di atas adalah favorit saya Anda jangan mengharapkan hasil menjadi lebih baik jika Anda masih bertahan dengan cara yang Anda pakai sekarang. Dengan ungkapan lain, Anda mimpi mengharapkan otot bisep Anda menjadi lebih ‘seksi’ jika masih mengangkat barbel ringan terus menerus.

Jika ingin hidup Anda berubah, Anda harus berubah. Mengubah cara pikir, cara pandang dan cara melakukan sesuatu. Ketika Anda mengubah pikiran Anda, mengubah Sudut pandang Anda, mengubah tindakan Anda, hidup Anda akan berubah dengan sendirinya.

Guys, bayangkan hal berikut: Ada seorang gadis manis tepat di depanmu. Bandingkan kedua aksi berikut. Pertama, kamu senyum tulus, reaksi si gadis adalah membalas senyummu. Kedua, kamu melotot padanya, bisa ditebak apa reaksi di gadis?
9. Pengetahuan terasah melalui Pengalaman

“Informasi bukanlah pengetahuan. Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman.”

Setuju pak Einstein, saya tak berani membantah nasehat bapak di atas. Anda lebih berpengalaman daripada saya
Pengetahuan itu berasal dari pengalaman. Anda bisa mendiskusikan sebuah proyek; tapi diskusi itu hanya akan memberi Anda informasi. Anda harus melakukan proyek tersebut untuk ‘tahu’ apakah proyek tersebut berjalan dengan benar atau tidak. Anda harus melakukannya untuk mengatasi munculnya masalah-masalah ditengah proyek berjalan. Itu membuat Anda memiliki pengalaman baru dan bermanfaat.

Apa pesan Einstein? Carilah pengalaman! Jangan habiskan waktumu nonton sinetron cinta sementara dirimu setengah mati menginginkan pacar, misalnya Keluar dari duniamu sekarang dan pengalaman tak ternilai menunggumu di luar sana.








10. Pahami Aturan Main, Lalu Bermainlah Lebih Baik.

“Anda harus memahami aturan permainan. Kemudian Anda harus bermain lebih baik daripada pemain lain.”

Bagi Einstein, dia cukup memahami aturan-aturan dasar Fisika lalu berpikir dan bekerja lebih baik dibanding fisikawan lainnya. Sederhananya, anda cukup melakukan dua hal saja.

Pertama, yang harus anda lakukan adalah memahami ‘peraturan’ bagaimana cara Anda melakukannya. Kedua, Lakukan pekerjaan tersebut lebih baik dibanding orang lain. Jika Anda mampu melakukan dua hal ini dengan baik, sukses pasti masuk ke kantong Anda

Well, itu tadi 10 kutipan nasehat bijak Albert Einstein dan terjemahan bebas oleh saya Semoga bisa bermanfaat untuk menjadi inspirasi dan membuat hidup lebih bijak.

Minggu, 30 Mei 2010

BOBOT SEBUAH DO'A



Maria, seorang ibu 7 anak, dengan sedikit ragu memasuki sebuah minimarket. Dengan langkah berat penuh ragu, ia mendekati kasir sekaligus pemilik toko, James.
“Pak James, bolehkah saya mengutang barang belanjaan, saya akan membayarnya bila sudah punya uang nanti” kata Maria lirih penuh harap.
“Tidak bisa, saya bisa rugi nanti, lalu apakah kau punya jaminan utangmu” jawab James.
“Tolonglah pak. Suami saya sudah satu minggu sakit, sedang anak saya tujuh orang. Tolong pinjami saya, saya janji akan membayarnya bila sudah punya uang” iba Maria.
“Kau tidak punya jaminan, saya tidak bisa meminjamimu” tegas James.
Pembicaraan itu tanpa mereka sadari diperhatikan oleh seorang pelanggan toko. “Pak James, saya akan membayar belanjaan ibu itu” ungkap pelanggan baik hati itu.
“Saya akan berikan gratis semua barang yang dia ambil” sergah James malu “nah, sekarang letakkan daftar belanjamu di timbangan”
Dengan hampir putus asa dan tertunduk, maria meletakkan selembar kertas daftar belanja ditimbangan. Tiba-tiba jarum jam timbangan mturun kebawah, sang pemilik toko dan pelanggan terbelalak heran. Maria segara mengambil barang yang dibutuhkan dan meletakkan pada sisi timbangan yang lain, jarum timbangan tak juga beranjak. Sampai akhirnya Maria selesai mengambil belanjaanya dan mengucapkan terimakasih. Pelanggan baek hati itupun memberikan selembar $50.
Diam-diam, si pemilik toko mengambil lembar belanjaan maria, disana tertulis sebuah do’a “Tuhan, Engkau tahu apa yang aku butuhkan, semuanya kuserahkan ke tangan-Mu”. James memeriksa timbangannya, dia menyadari, ternyata timbangannya rusak. Ternyata, hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah do’a.
Saudaraku, mungkin karena kita lebih suka mendahulukan nalar, logika dan hitungan matematis. Kadang kita abai terhadap doa, bahkan meremehkan, “ doa hanya buat mereka yang malas, miskin dan putus asa”. Tapi, terkadang ketika semua pintu udah tertutup, masalah semakin menghimpit, ancaman semakin dekat, dan putus asa semakin membuncah, kita mengharap mukjizat, keajaiban dan pertolongan dari Dia yang tak terlihat, Dia yang selama ini kita abaikan. Emang udah sifat dasar manusia, lupa disaat senang, mengharap disaat terhimpit.
Jadi, sehebat apapun masalah, sedekat apapun ancaman dan sekecil apapun kekuatan kita. Sadarlah dan yakinlah, bahwa kita masih punya segemgam kekuatan Tuhan, segemgam doa. Dan, hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah do’a.

Kamis, 20 Mei 2010

BATMAN VS MBAH GENDENG

Huh, siyal, masa’ bocor lagi sih”, ujar Batman gemas sambil menendang pintu BatMobile-nya perlahan. Meskipun kesal, ia masih cukup sadar untuk tidak melampiaskannya kepada kendaraan tercintanya, yang cicilannya belum lunas itu. Dengan susah payah, ia mendorong mobilnya ke pinggir, ke sebuah tambal ban yang kebetulan berada tidak jauh dari situ.

“Mbah Gendeng – Nambal Ban Sejak 1911”

Begitu tulisan yang tertera di atas “bengkel” kecil yang didirikan seadanya di bawah sebuah pohon beringin besar.

“Bannya bocor ya, nak?”, tanya seorang kakek tua yang tiba-tiba muncul dari balik pohon.

“Iya, mbah”, jawab Batman lesu, “sudah kedua kalinya nih. Padahal baru sekitar 5km lalu bocor dan ditambal.”

“Hmmm…”, mbah Gendeng mengangguk-anggukan kepalanya dan mulai mempersiapkan peralatannya. Bak air sabun untuk memeriksa bagian ban yang bocor, dongkrak, pompa angin, dan sebagainya. “Silahkan duduk dulu aja di kursi kayu itu, nak. Biar mbah kerjakan dulu bannya.”

45 menit berlalu, Batman mulai gak sabar. Maklum, ia lagi semangat-semangatnya untuk bangkit kembali dari keterpurukannya dan ingin segera sampai ke WTC untuk membuka gerai HP. Ditambah lagi, seekor kura-kura berseragam “Bukan Express” yang tadi disalipnya kini sudah berjalan melewati tempat ia duduk. “Masa’ Batman kalah cepet ama kura-kura”, pikir Batman dalam hati. Penasaran, ia mendekati Mbah Gendeng dan mengintip kerjanya.

“Pantesan aja lama!”, sergah Batman kasar. “Lha wong kerjanya lambat banget gini! Apa gak bisa lebih cepet lagi, mbah?!”

Mbah Gendeng meletakkan ban dalam BatMobile yang sedang ia pegang dan menoleh ke arah Batman. Tatapannya yang tajam membuat Batman secara tidak sadar mundur selangkah ke belakang. Tanpa disangka, dengan tidak kalah kerasnya, Mbah Gendeng balik bertanya, “Memangnya kamu pikir pekerjaan ini tidak penting sehingga harus dikerjakan dengan terburu-buru?”

“Memang begitu, kan? Cuman nambal ban ini, apa pentingnya? Jauh lebih penting pekerjaanku yang ke sana kemari buat nyelamatin dunia dari orang jahat! Mbah tahu kan kalo aku ini Batman?!”

“Iye, terus so what gitu loh, mau situ Superman kek, Batman kek, Barack Obama kek, SBY kek, tetep aja, jangan pernah ngeremehin pekerjaan saya!”

Batman sudah akan membuka mulutnya lagi untuk menjawab, namun kakek tua itu tidak mau kalah cepat dan melanjutkan kata-katanya.

“Dengarkan baik-baik, anak muda. Coba pikir. Seandainya tadi kamu dalam perjalanan untuk menyelamatkan ribuan orang dan banmu bocor, apa bukan berarti yang saya kerjakan ini tidak sama pentingnya dengan pekerjaanmu? Dengan memperbaiki ban bocormu dengan baik dan teliti, secara tidak langsung saya suda membantu kamu menyelamatkan mereka — ribuan orang itu.”

“Tidak usah muluk-muluk. Setiap ban bocor yang saya perbaiki pasti berhasil membawa pengemudinya tiba dengan selamat sampai di rumah. Coba bayangkan apabila saya melakukannya dengan asal-asalan. Bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bukan?”

“Lihat ban dalammu ini”, Mbah Gendeng menyodorkan dua buah ban dalam BatMobile yang sedang ia kerjakan. “Perhatikan ini, bekas tambalan yang dilakukan oleh penambal ban sebelumnya. Kasar dan kurang kuat rekatannya. Itu sebabnya tadi ban mobilmu bocor lagi. Masih untung tidak terjadi apa-apa. Dan ini, yang ada di kanan, adalah hasil tambalan ban yang aku lakukan. Bandingkan!”

Batman tercenung. Ia memperhatikan ban dalam pada bagian yang ditunjukkan oleh Mbah Gendeng dan ternyata memang benar, pekerjaannya kurang baik. Bahkan jauh dibandingkan hasil pekerjaan Mbah Gendeng. Padahal tadi ia cukup senang dan memberi tips lebih kepada penambal ban sebelumnya karena kerjanya hanya butuh waktu 5 menit saja.

Dengan menunduk, Batman mohon maaf kepada Mbah Gendeng dan beringsut kembali ke kursi kayu untuk menunggu. Di satu sisi, ia malu terhadap apa yang telah ia lakukan, namun di sisi lain, ia gembira karena mendapat pelajaran baru tentang hidup dan juga tentang bisnis.

“Aku pasti tidak akan kalah oleh Peter Parker”, ujar Batman dalam hati sembari tersenyum.

TEMPAYAN RETAK


Seorang penjual air memiliki dua tempayan yang dipikulnya di bahunya. Dia menjual kerumah-rumah di kampung. Tetapi dari dua tempayan yang ia miliki, salah satunya retak. Sehingga sang penjual air tidak bisa menjual air dua tempayan penuh, melainkan satu separuh.
Mengetahu kondisinya yang retak, sang tempayan merasa kecewa pada dirinya, ia pun berkata pada si penjual “ maafkan aku, aku tidak bisa memberimu air satu tempayan penuh, karena kondisiku yang retak. Aku mengecewakanmu”
“Ooo tidak, tidak apa-apa, bukankah dengan adanya dirimu aku bisa membawa dua tempayan air” jawab sipenjual air.
“tapi aku hanya bisa memberimu separuh, berarti uang yang kau terima lebih sedikit, ahhh...andai aku tempayan yang bagus, tidak retak “ keluh si tempayan retak.
“baiklah, besok kalau kita mengambil air ke sumur, perhatikanlah jalan yang kau lalui” jawab penjual air.
Keesokannya, seperti biasa sipenjual air menuruni jalan setapak ke sebuah sumur sambil memikul sepasang tempayan yang retak salah satunya. Selama di jalan, sang tempayan retak memperhatikan jalan yang dilalui. Dia menemui, sisi jalan yang sebelah kiri, gersang dan tandus. Sedang sisi jalan yang sebelah kanan, hijau, penuh dengan bunga aneka warna dan semerbak harum.
Saat rehat disiang hari, si penjual air bertanya kepada tempayan retak “apa yang kau dapati dari jalan yang kita lalui tadi”
“ ya, sisi jalan yang gersang, sedangkan sisi yang lain penuh bunga warna warni” jawab tempayan retak.
“Ya, selama ini, air yang tumpah dari retakanmu telah menyirami sisi jalan sehingga menjadi subur. Aku sengaja menanami dengan berbagai aneka bunga. Saat bunga itu mekar, kupetik dan kujadikan hadiah kepada setiap pelanggan kita, sehingga bisa menghiasi dan menambah keharuman rumahnya. Itulah sebabnya pelanggan kita amat senang dan semakin banyak” urai si penjual air.
Tempayan retak terdiam merenungi uraian si penjual air. Dia sadar, walaupun dia retak, cacat dan tidak bagus, tetapi ia bisa memberi manfaat kepada kehidupan.
Saudaraku, kita semua adalah tempayan retak. Tidak ada yang sempurna. Pastilah ada cacat, kekurangan dan kelemahan dalam diri kita. Tapi, dalam kelemahan disitu ada kekuatan kita. Dari kelemahan yang kita miliki, asal ikhlas dan mau berbuat, kita bisa menebar kebaikan dan manfaat bagi orang lain. Bukankah adanya si kaya karena ada simiskin, bukankah kelancaran mobil dan kereta api di jalan ahmad yani, karena jasa penjaga palang pintu kereta juga. Ada hikmah dan kebaikan di setiap lipatan kehidupan ini.
Bahkan, seorang tokoh mafia kejahatan mengatakan, “teman dekat burung pemakan bangkai adalah bangkai seekor kuda” artinya sejelek apapun seseorang, pasti bisa memberi manfaat bagi yang lain.
Saya teringat cerita saat Yesus (Isa) berjalan bersama sahabat-sahabatnya. Dijalan mereka menjumpai bangkai anjing yang membusuk “alangkah busuk dan mejijikkan bangkai anjing itu” kata mereka, tapi Yesus menimpali “lihatlah, alangkah putih giginya”
Bahkan Rasulullah yang mengharamkan bangkai, masih memperbolehkan memanfaatkan kulit untuk disamak dan tulangnya untuk keperluan yang lain. Ada kebikan dan hikmah dalam setiap ciptaan Tuhan. Apapun bentuk, rupa dan manfaatnya. Sebab kehadiran mereka menunjukkan kebesaran Tuhan. Subhanallah, maha suci Tuhan yang maha sempurna, tiada yang sempurna kecuali dia, karena kita adalah tempayan yang retak.

Minggu, 09 Mei 2010

SANG JAGUAR MERAH


Nguuuunnggg... wwuuuusssss.....wuuusssss.....
Derung mobil jaguar merah yang masih baru melaju kencang di sebuah jalan kecil. Si pengendara, seorang penusaha muda yang sukses, seakan tak peduli dengan kondisi sekitar yang banyak mobil parkir, orang lalu lalang dan anak kecil. Sang pengusaha muda ingin menunjukkan kesuksesannya kepada setiap mata yang kagum melihat bagus dan kencang si jaguar merah.
Bukk..... ciiiiittttt...!
Tiba-tiba sang jaguar berhenti mendadak, sang pengendara, pemuda parlente, turun dengan tangan terkepal, dahi berkerut dan sorot mata yang memerah. Dilihatnya ada goresan kecil dipintu mobil akibat timpukan sebuah batu. Dengan marah yang menggumpal di dada, sang pengusaha sukses menhampiri seorang anak kecil berumur 7 tahun. Dipegang dengan kencang tangan sianak, tamparan pun siap melayang.
“maaf pak, maafkan saya” hiba si anak.
“mengapa kau lempar batu jaguarku, lihat akibatnya” sergah pengusaha.
“ maaf... saya benar-benar minta maaf. Saya tidak tahu akan begini jadinya. Saya melempar batu karena tidak ada yang mau berhenti. Saya butuh pertolongan menganggkat kakak saya” jelas si anak.
Dilihatnya seorang anak berumur 10 tahunan tegeletak di pinggir jalan, di dekatnya teronggok sebuah kursi roda usang. Si anak itu meringis kesakitan. Dada si pengusaha muda terkesiap. Nanar matanya memandang apa yang terjadi didepannya.
“kakak saya lumpuh, tadi dia terjatuh dari kursi rodanya, sedangkan saya tak kuat mengangkatnya. Saya sudah minta tolong beberapa pengendara yang lewat, tapi mereka tak mau berhenti. Makanya saya melempar batu dengan harapan ada yang mau berhenti dan menolong kakak saya”
Dengan diam sang pengusaha menolong menaikkan anak lumpuh itu. Mereka pun segera berlalau menyusuri jalanan berbatu berdebu. Sang pengusaha hanya diam, bimbang dan serba salah. Sekilas dilihatnya goresan di pintu merah jaguar. “ahh, biarlah jadi kenangan, tak akan kuhapus goresan itu”
Semenjak itu, kemanapun jagur merah pergi, goresan di pintu masih terlihat jelas. Setiap memandang goresan itu, sang pengusaha sukses selalu tercenung. Goresan di pintu itu telah menggores hatinya.
Saudaraku. Kadang kesuksesan yang kita raih, karier yang melangit dan harta berlimpah membuat kita berlari kencang, ngebut tanpa peduli sekeliling kita. Kita jadi abai dengan mereka yang terlantar, kemiskinan yang menganga dan tangis yang menyembul di sela rusuk yang kurus.
Terkadang dalam agama pun kita berlari kencang, shalat sepenuh malam, haji dan umroh setiap tahun bahkan itikaf setiap akhir ramadhan. Kita ngebut bak di jalan tol untuk mengejar sorga. Keasyikan itu membuat kita abai terhadap sekeliling kita. Tetangga yang miskin, saudara yang kekurangan bahkan terhadap mereka yang butuh pertolongan kita seakan tak peduli. Kita terlalu sibuk dan asyik dengan dunia kita, dengan aktifitas kita dan ambisi pribadi kita. Bukankah sejelek-jelek orang adalah mereka yang tidur kekenyangan sedang tetangganya kelaparan.
Sampai suatu saat, sebuah batu menimpuk kita untuk mengingatkan kita agar berhenti dan menengok sejenak kesekeliling kita. Tuhan menegur kita dengan berbagai bahasa dan cara. Agar kita lebih peduli kepada sesama, menolong mereka yang kesusahan dan berempati terhadap mereka yang terlantar.
Bukankah setiap shalat selalu diawali dengan takbir, membesar Dia, dan diakhiri dengan salam sambil menengok kekanan dan kekiri. Tuhan seakan memerintahkan kita agar peduli kepada sesama di kanan kiri kita, tidak hanya melulu dalam dunianya. Tuhan telah melihat bahwa kau udah ibadah dan memenuhi kewajiban padaNya, tapi mbok ya dilihat juga tetangga kanan-kiri, sudara, sanak family, bahkan sesama manusia yang butuh pertolongan. Bukankah shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Apakah bukan sebuah kekejian dan kemungkaran pabila kita seenaknya ngebut tanpa menghiraukan mereka di sekitar kita. “Khorun naas, amfa’ahum linnas” sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lain.
Yuk, kita rehat sejenak, meminggirkan kendaraan dan melihat jejak kebelakang. Apakah kita sang pengendara jaguar merah itu, atau emang sudah tidak ada kepedulian dihati kita, hati yang kering dan mati, hati yang keras sekeras batu hitam, hati yang tak pernah tersirami hujan hidayah dan air mata cinta. Atau, mungkin kita sudah tak memiliki hati, kalau itu yang terjadi, berarti kita harus berdoa minta hati padaNya.

Selasa, 04 Mei 2010

bunga