Kamis, 20 Mei 2010

TEMPAYAN RETAK


Seorang penjual air memiliki dua tempayan yang dipikulnya di bahunya. Dia menjual kerumah-rumah di kampung. Tetapi dari dua tempayan yang ia miliki, salah satunya retak. Sehingga sang penjual air tidak bisa menjual air dua tempayan penuh, melainkan satu separuh.
Mengetahu kondisinya yang retak, sang tempayan merasa kecewa pada dirinya, ia pun berkata pada si penjual “ maafkan aku, aku tidak bisa memberimu air satu tempayan penuh, karena kondisiku yang retak. Aku mengecewakanmu”
“Ooo tidak, tidak apa-apa, bukankah dengan adanya dirimu aku bisa membawa dua tempayan air” jawab sipenjual air.
“tapi aku hanya bisa memberimu separuh, berarti uang yang kau terima lebih sedikit, ahhh...andai aku tempayan yang bagus, tidak retak “ keluh si tempayan retak.
“baiklah, besok kalau kita mengambil air ke sumur, perhatikanlah jalan yang kau lalui” jawab penjual air.
Keesokannya, seperti biasa sipenjual air menuruni jalan setapak ke sebuah sumur sambil memikul sepasang tempayan yang retak salah satunya. Selama di jalan, sang tempayan retak memperhatikan jalan yang dilalui. Dia menemui, sisi jalan yang sebelah kiri, gersang dan tandus. Sedang sisi jalan yang sebelah kanan, hijau, penuh dengan bunga aneka warna dan semerbak harum.
Saat rehat disiang hari, si penjual air bertanya kepada tempayan retak “apa yang kau dapati dari jalan yang kita lalui tadi”
“ ya, sisi jalan yang gersang, sedangkan sisi yang lain penuh bunga warna warni” jawab tempayan retak.
“Ya, selama ini, air yang tumpah dari retakanmu telah menyirami sisi jalan sehingga menjadi subur. Aku sengaja menanami dengan berbagai aneka bunga. Saat bunga itu mekar, kupetik dan kujadikan hadiah kepada setiap pelanggan kita, sehingga bisa menghiasi dan menambah keharuman rumahnya. Itulah sebabnya pelanggan kita amat senang dan semakin banyak” urai si penjual air.
Tempayan retak terdiam merenungi uraian si penjual air. Dia sadar, walaupun dia retak, cacat dan tidak bagus, tetapi ia bisa memberi manfaat kepada kehidupan.
Saudaraku, kita semua adalah tempayan retak. Tidak ada yang sempurna. Pastilah ada cacat, kekurangan dan kelemahan dalam diri kita. Tapi, dalam kelemahan disitu ada kekuatan kita. Dari kelemahan yang kita miliki, asal ikhlas dan mau berbuat, kita bisa menebar kebaikan dan manfaat bagi orang lain. Bukankah adanya si kaya karena ada simiskin, bukankah kelancaran mobil dan kereta api di jalan ahmad yani, karena jasa penjaga palang pintu kereta juga. Ada hikmah dan kebaikan di setiap lipatan kehidupan ini.
Bahkan, seorang tokoh mafia kejahatan mengatakan, “teman dekat burung pemakan bangkai adalah bangkai seekor kuda” artinya sejelek apapun seseorang, pasti bisa memberi manfaat bagi yang lain.
Saya teringat cerita saat Yesus (Isa) berjalan bersama sahabat-sahabatnya. Dijalan mereka menjumpai bangkai anjing yang membusuk “alangkah busuk dan mejijikkan bangkai anjing itu” kata mereka, tapi Yesus menimpali “lihatlah, alangkah putih giginya”
Bahkan Rasulullah yang mengharamkan bangkai, masih memperbolehkan memanfaatkan kulit untuk disamak dan tulangnya untuk keperluan yang lain. Ada kebikan dan hikmah dalam setiap ciptaan Tuhan. Apapun bentuk, rupa dan manfaatnya. Sebab kehadiran mereka menunjukkan kebesaran Tuhan. Subhanallah, maha suci Tuhan yang maha sempurna, tiada yang sempurna kecuali dia, karena kita adalah tempayan yang retak.

Tidak ada komentar: