Minggu, 30 Mei 2010

BOBOT SEBUAH DO'A



Maria, seorang ibu 7 anak, dengan sedikit ragu memasuki sebuah minimarket. Dengan langkah berat penuh ragu, ia mendekati kasir sekaligus pemilik toko, James.
“Pak James, bolehkah saya mengutang barang belanjaan, saya akan membayarnya bila sudah punya uang nanti” kata Maria lirih penuh harap.
“Tidak bisa, saya bisa rugi nanti, lalu apakah kau punya jaminan utangmu” jawab James.
“Tolonglah pak. Suami saya sudah satu minggu sakit, sedang anak saya tujuh orang. Tolong pinjami saya, saya janji akan membayarnya bila sudah punya uang” iba Maria.
“Kau tidak punya jaminan, saya tidak bisa meminjamimu” tegas James.
Pembicaraan itu tanpa mereka sadari diperhatikan oleh seorang pelanggan toko. “Pak James, saya akan membayar belanjaan ibu itu” ungkap pelanggan baik hati itu.
“Saya akan berikan gratis semua barang yang dia ambil” sergah James malu “nah, sekarang letakkan daftar belanjamu di timbangan”
Dengan hampir putus asa dan tertunduk, maria meletakkan selembar kertas daftar belanja ditimbangan. Tiba-tiba jarum jam timbangan mturun kebawah, sang pemilik toko dan pelanggan terbelalak heran. Maria segara mengambil barang yang dibutuhkan dan meletakkan pada sisi timbangan yang lain, jarum timbangan tak juga beranjak. Sampai akhirnya Maria selesai mengambil belanjaanya dan mengucapkan terimakasih. Pelanggan baek hati itupun memberikan selembar $50.
Diam-diam, si pemilik toko mengambil lembar belanjaan maria, disana tertulis sebuah do’a “Tuhan, Engkau tahu apa yang aku butuhkan, semuanya kuserahkan ke tangan-Mu”. James memeriksa timbangannya, dia menyadari, ternyata timbangannya rusak. Ternyata, hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah do’a.
Saudaraku, mungkin karena kita lebih suka mendahulukan nalar, logika dan hitungan matematis. Kadang kita abai terhadap doa, bahkan meremehkan, “ doa hanya buat mereka yang malas, miskin dan putus asa”. Tapi, terkadang ketika semua pintu udah tertutup, masalah semakin menghimpit, ancaman semakin dekat, dan putus asa semakin membuncah, kita mengharap mukjizat, keajaiban dan pertolongan dari Dia yang tak terlihat, Dia yang selama ini kita abaikan. Emang udah sifat dasar manusia, lupa disaat senang, mengharap disaat terhimpit.
Jadi, sehebat apapun masalah, sedekat apapun ancaman dan sekecil apapun kekuatan kita. Sadarlah dan yakinlah, bahwa kita masih punya segemgam kekuatan Tuhan, segemgam doa. Dan, hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah do’a.

Tidak ada komentar: