Senin, 03 Mei 2010

BUNGA BUAT IBU

“MINGGIR…!” bentak seorang ibu marah terhadap anaknya yang diam diam berdiri dibelakang. Padahal si ibu sedang menggoreng ikan, hampir membentur sang anak. Dengan wajah sendu dan berurai air mata, si anak pergi ke kamar tidurnya.
Saat istirahat siang, sang ibu berbaring di tempat tidurnya. Tuhan menyapa hati si ibu dengan lembut,
“Terhadap orang yang tidak kau kenal, kau bias berkata sopan, lembut dan hormat. Tapi, mengapa terhadap buah hatimu, kau berkata kasar. Cobalah kau lihat lantai dapurmu, disana terdapat bebrapa tangkai bunga. Dia ingin memberimu kejutan dengan bunganya, dia mendekatimu diam-diam agar tidak mengurangi kejutannya padamu”
Dengan sesal yang menggantung didada, sang ibu melangkah ke dapur, dilihatnya beberapa tangkai mawar. Dipungutnya bunga itu seraya melangkah menuju kamar anaknya. Perlahan dibuka daun pintu, hati-hati dan perlahan, tanpa derit tanpa jerit. Dia tak ingin mengganggu kepulasan buah hatinya menikmati alam mimpi.
Ahh, siapa yang takkan iri melihat kekudusan anak ketika berenang di alam mimpi. Dengan ragu dan penuh cinta, pelan-pelan dibangunkan buah hatinya.
“anakku, ibu minta maaf, tadi telah berkata kasar padamu, tak seharusnya ibu membentakmu tadi di dapur” kata sang ibu dengan suara yang halus, sehalus deira angin dipucuk bamboo.
“Tak apa ibu, saya yang seharusnya mita maaf” jawab si anak dengan mata berbinar.
“Lalu, apakah bunga ini masih untuk ibu” Tanya si ibu.
“Oh iya… aku memetik bunga itu karena aku tahu ibu sangat menyukainya. Apalagi yang berwarna putih, cantik seperti ibu” jawab sang anak bahagia.
Dengan haru dan berurai air mata dipeluknya sang anak penuh cinta. “Terima kasih anakku, ibu takkan mengulanginya, ibu mencintaimu”
sahabat, terkadang karena rutinitas dan kejenuhan, membuat sesuatu yang indah menjadi hambar. senyum anak kita, celoteh, teriak canda bahkan tangisan mereka adalah nyanyian terindah bagi orang tua.
anak-anak adalah bagian dari jiwa kita, mereka adalah amanat Tuhan dan cahaya syurga yang diturunkan di tengah rumah kita.cahaya yang menyejukkan hati ketika dilihat, menenangkan jiwa ketika dipandang.
seandaiany suatu ketika, kita meninggal. pasangan kita bisa saja mencari ganti istri/suami. kantor tempat kita bekerja dalam waktu seminggu mencari ganti posisi kita. tapi, mereka anak-anak kita akan merasa kehilangan dalam sisa hidupnya.

Tidak ada komentar: