Selasa, 06 Mei 2008

LALAT

Mengapa Tuhan menciptakan lalat, makhluk pengganggu yang kotor dan hina” Tanya Khalifah Al Mansyur kepada seorang ulama besar dalam sebuah pertemuan di istananya yang megah. Sang khalifah merasa terganggu dan malu, karena ulah makhluk kecil, lalat, yang tidak tahu sopan-santun dan seenaknya hinggap di kening, mulut, dada, bahkan celakanya menclok di mahkotanya yang indah.

Sungguh memalukan, sebuah istana yang megah dan dijaga ketat, dikelilingi benteng yang kuat, seekor lalat masih bisa menembusnya apalagi disaat pertemuan yang dikelilingi orang-orang besar dan terhormat. Lalat tidak pantas masuk istana, tempatnya hanya di kolong meja, tempat sampah atau ngerubungi borok dan koreng yang bau.

Lalat diciptakan untuk mengingatkan ketidakadilan dan kesombongan tuan” jawab sang ulama yang terkenal kritis dan lurus itu. Dia merasa perlu untuk mengingatkan khalifah besar abbasiyah itu, bahwa ada yang tidak benar dalam pemerintahannya. Termasuk pula ketidakmauan sang ulama untuk menerima jabatan maupun tunjangan yang diajukan khalifah. “Permintaan saya, jangan undang saya lagi kedalam pertemuan di istanamu” tegas sang ulama.

Kadang seseorang yang memiliki integritas dan kritis, menjadi lalat bagi sang penguasa. Dia dianggap sebagai pengganggu dan penghalang bagi kepentingannya dalam pemerintahan. Kritiknya sering membuat muka merah, kening berkerut dan telinga menjadi panas, terkadang membuat dirinya malu, itupun kalo masih punya malu.

Sang lalat pun lebih suka hidup ditengah sampah, orang-orang tertindas dan terpinggirkan (muztad’afin). Lebih suka lagi dia hinggap di borok penguasa, kotoran pemimpin. Lalat tidak suka tinggal bersama mereka, kalo harus kehilangan sifatnya sebagai lalat. Berani, jujur dan kritis.

Pepatah arab mengatakan, “Keberaniannya seperti lalat”. Tanpa permisi dan rasa takut, sang lalat seenaknya hinggap di mahkota raja, dipundak panglima militer, bahkan di moncong senapan tentara. Tidak ada seorang penguasa yang besar sekalipun bisa memerintah sang lalat untuk cuci kaki dan tangan dahulu sebelum hinggap ditubuhnya, atau duduk manis menunggu perintah dan hadiah.

Kehadiran lalat ditubuh menunjukkan ada yang tidak benar di tubuh itu, entah itu kotor, najis, ataupun bau. Ada yang salah dengan lingkungan kita, ada yang tidak beres dengan system yang ada. Selayaknya kita berterimakasih terhadap lalat, dan mau mengkoreksi diri dan lingkungan kita. Sudah benarkah pekerjaan kita, sudah sempurnakah ibadah kita, sudah bersihkah hati kita, dan ikhlaskah niat kita dalam beramal sholeh.

Ngomong-ngomong, kok banyak lalat dimeja makanku, wow…maaf, saya lupa menaruh pispot dimeja makan. Mungkin, lalat mau mengingatkan aku untuk membersihkan rezeki dari yang haram dan subhat, ataupun cara-cara yang tidak benar dalam mencari rezeki.

Tidak ada komentar: